yang kamu sebut sebut sempurna, dia yang kamu bilang segalanya,
tapi dia pula yg akhirnya buatmu teteskan air mata. Bukan dia yg
terima kamu apa adanya bukan dia yg selalu ada, apa pundaknya
sekuat aku menampung kelah kesahmu, apa bahagianya
sesederhana aku melihat senyummu, apa kamu tau serapuh apa
hati aku?
Haaa, hari demi hari aku lewati dengan benci, aku benci keadaan
ini, keadaan ketika aku gak bisa berbuat apa apa lagi, untuk kamu
yg sudah orang lain miliki, harusnya aku yg mengusap air mata,
harusnya aku yang mengelus kepalamu, harusnya aku ada disaat
sedih dan tawamu, harusnya aku ada sebagai temanmu untuk
bercerita dan berbagi, harusnya aku yg ada disana, meski
semuanya sudah terlambat, tapi aku yang lebih sayang kamu dan
kenyataannya mesti tak pernah memiliki, merelakannmu tetap
saja menyakitkan hati.
0 komentar:
Posting Komentar